Menelisik Sejarah Tugu Jogja: Ikon Kebanggaan Daerah Istimewa Yogyakarta

Menelisik Sejarah Tugu Jogja, atau yang juga dikenal sebagai Tugu Pal Putih, bukan sekadar monumen biasa. Lebih dari itu, ia adalah ikon yang melekat erat dengan sejarah, budaya, dan semangat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Berdiri kokoh di perempatan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Mangkubumi, Menelisik Sejarah telah menjadi saksi bisu perkembangan kota pelajar ini selama berabad-abad, menyimpan cerita panjang tentang kekuasaan, perubahan, dan identitas.

Sejarah Tugu Jogja bermula jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1755, tugu ini awalnya memiliki bentuk yang berbeda dari yang kita lihat sekarang. Saat itu, tingginya mencapai sekitar 25 meter dan puncaknya berbentuk silinder yang meruncing ke atas. Tugu ini memiliki makna filosofis yang mendalam, melambangkan persatuan antara raja dan rakyat, serta semangat gotong royong dalam membangun negara.

Pada masa kolonial Belanda, tepatnya pada tahun 1867, Yogyakarta diguncang oleh gempa bumi dahsyat. Akibatnya, Tugu Jogja mengalami kerusakan parah dan kehilangan bentuk aslinya. Beberapa dekade kemudian, pada tahun 1889, tugu ini dibangun kembali pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VIII. Namun, bentuknya diubah menjadi lebih pendek, hanya sekitar 15 meter, dengan puncak berbentuk bulat seperti bola. Perubahan bentuk ini konon merupakan simbol penghormatan kepada Ratu Wilhelmina dari Belanda.

Meskipun mengalami perubahan bentuk, Tugu Jogja tetap memiliki nilai historis dan simbolis yang kuat bagi masyarakat Yogyakarta. Ia menjadi penanda garis imajiner yang menghubungkan Laut Selatan, Kraton Yogyakarta, dan Gunung Merapi, sebuah garis lurus yang dipercaya memiliki kekuatan spiritual. Tak heran, Tugu Jogja seringkali menjadi titik sentral dalam berbagai upacara adat dan perayaan penting di Yogyakarta.

Di era modern, Tugu Jogja tidak hanya menjadi ikon sejarah, tetapi juga daya tarik wisata yang populer. Ribuan wisatawan setiap tahunnya datang untuk mengabadikan momen di depan bangunan bersejarah ini. Terlebih pada malam hari, dengan sorotan lampu yang menyorotinya, Tugu Jogja memancarkan pesona yang semakin kuat. Lebih dari sekadar objek wisata, Tugu Jogja adalah representasi dari jiwa dan semangat Yogyakarta yang tak lekang oleh waktu. Ia adalah pengingat akan sejarah panjang, simbol persatuan, dan kebanggaan bagi seluruh masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kecelakaan Tragis di Yogyakarta: Pengendara Motor Menabrak Halte Bus

Yogyakarta kembali diwarnai kecelakaan tragis pada Rabu, 15 Januari 2025, ketika seorang pengendara sepeda motor kehilangan nyawanya usai menabrak halte bus Trans Jogja. Insiden memilukan ini terjadi di ruas Jalan Solo, tepat di depan Halte UIN Sunan Kalijaga, dan menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan berkendara.

Korban dalam kecelakaan tragis ini teridentifikasi sebagai Arya, seorang pria berusia 28 tahun yang merupakan warga Sleman. Peristiwa nahas tersebut terjadi siang hari, sekitar pukul 14.00 WIB, ketika Arya mengendarai sepeda motornya dengan nomor polisi AB 1234 CD dari arah timur. Saksi mata di lokasi kejadian menuturkan bahwa motor yang dikendarai korban melaju dengan kecepatan cukup tinggi sebelum akhirnya oleng dan menghantam bagian belakang halte bus yang berada di sisi kiri jalan.

Benturan keras akibat kecelakaan tragis ini mengakibatkan luka parah di bagian kepala dan tubuh Arya. Petugas kepolisian dari Polsek Depok Timur yang segera tiba di lokasi setelah menerima laporan dari warga langsung melakukan pengamanan area dan olah TKP. Proses evakuasi jenazah korban dilakukan dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sepeda motor korban yang ringsek juga diamankan oleh pihak kepolisian sebagai barang bukti penting dalam penyelidikan.

Kapolsek Depok Timur, Kompol Bambang Sudarsono, menyampaikan belasungkawa atas kecelakaan tragis yang merenggut nyawa seorang pemuda tersebut. Beliau menekankan pentingnya bagi seluruh pengguna jalan untuk selalu berhati-hati dan mematuhi setiap peraturan lalu lintas yang berlaku. “Keselamatan di jalan raya adalah tanggung jawab bersama. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak tergesa-gesa dan selalu fokus saat berkendara,” tegas Kompol Bambang di hadapan awak media.

Penyelidikan mendalam terkait penyebab pasti kecelakaan tragis ini masih terus dilakukan oleh Unit Laka Lantas Polsek Depok Timur. Meskipun dugaan awal mengarah pada faktor kelalaian pengendara, pihak kepolisian tidak menutup kemungkinan adanya faktor lain yang turut menjadi penyebab terjadinya insiden ini. Rencananya, rekaman kamera pengawas (CCTV) di sekitar lokasi kejadian juga akan diperiksa untuk mendapatkan kronologi yang lebih akurat. Diharapkan, hasil penyelidikan ini dapat memberikan kejelasan dan mencegah kejadian serupa di kemudian hari.

Tragedi di SMP Jogja: Siswa Tewas Tersengat Listrik Saat Kerjakan Tugas di Rooftop

Kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Jogja setelah seorang siswa SMP dilaporkan meninggal dunia akibat tersengat listrik di rooftop sekolah. Peristiwa tragis ini terjadi saat korban sedang mengerjakan tugas sekolah di area tersebut. Pihak sekolah menyatakan kejadian ini sebagai musibah yang sangat disesalkan dan menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban.

Insiden nahas ini terjadi di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jogja. Korban, yang identitasnya belum dirilis secara resmi, ditemukan tersengat listrik di area rooftop sekolah. Belum diketahui secara pasti penyebab awal kejadian, namun dugaan sementara mengarah pada adanya instalasi listrik yang terbuka atau tidak aman di area tersebut.

Kejadian ini sontak menimbulkan keprihatinan dan kesedihan yang mendalam di kalangan siswa, guru, dan staf sekolah, serta masyarakat luas di Jogja. Kehilangan seorang siswa dalam lingkungan sekolah merupakan tragedi yang sangat menyakitkan. Pihak sekolah menyatakan bahwa mereka akan bekerja sama penuh dengan pihak kepolisian untuk menyelidiki secara menyeluruh penyebab pasti terjadinya musibah ini.

Pihak kepolisian segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) setelah menerima laporan mengenai insiden siswa SMP tewas tersengat listrik ini. Tim forensik juga diturunkan untuk membantu proses investigasi. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan bukti-bukti yang akurat dan mengungkap penyebab utama terjadinya kecelakaan tragis ini. Keterangan dari saksi-saksi, termasuk teman-teman korban dan pihak sekolah, juga akan diambil untuk melengkapi proses penyelidikan.

Tragedi ini menimbulkan pertanyaan mengenai standar keamanan instalasi listrik di lingkungan sekolah. Area rooftop, meskipun mungkin memiliki pemandangan yang menarik, seharusnya tidak menjadi area yang mudah diakses oleh siswa tanpa pengawasan yang ketat, terutama jika terdapat potensi bahaya seperti instalasi listrik yang terbuka. Pihak berwenang, termasuk Dinas Pendidikan, diharapkan dapat melakukan evaluasi menyeluruh terhadap standar keamanan di seluruh sekolah di Jogja untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.

Kehilangan seorang siswa akibat tersengat listrik di lingkungan sekolah adalah sebuah peringatan keras bagi semua pihak terkait. Keamanan dan keselamatan siswa harus menjadi prioritas utama di lingkungan pendidikan. Pihak sekolah memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa seluruh area sekolah aman dari segala potensi bahaya.

Penggerebekan Sindikat Narkoba Internasional di Jakarta Berhasil Amankan Ton Sabu

Jakarta kembali menjadi sorotan dalam pemberantasan kriminal narkotika. Aparat kepolisian berhasil melakukan penggerebekan terhadap sebuah sindikat narkoba internasional yang beroperasi di wilayah ibu kota. Dalam operasi yang berlangsung dramatis tersebut, petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa satu ton sabu-sabu siap edar.

Penggerebekan ini merupakan hasil dari penyelidikan intensif yang telah dilakukan oleh tim gabungan selama beberapa waktu. Informasi awal mengenai keberadaan sindikat ini diperoleh dari laporan masyarakat dan pengembangan kasus-kasus narkoba sebelumnya. Dengan kerja keras dan strategi yang matang, polisi akhirnya berhasil mengendus keberadaan gudang penyimpanan narkoba milik jaringan internasional tersebut.

Lokasi penggerebekan yang dirahasiakan demi kelancaran operasi, menjadi saksi bisu betapa masifnya jaringan peredaran narkotika ini. Satu ton sabu-sabu yang diamankan memiliki nilai fantastis di pasaran gelap, diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Jumlah ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman kriminal narkotika terhadap generasi muda dan keamanan negara.

Kapolres Metro Jakarta Pusat dalam konferensi persnya menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran yang terlibat dalam operasi ini. Beliau menegaskan bahwa pihak kepolisian tidak akan pernah berhenti memberantas peredaran narkoba di wilayah hukumnya. Penangkapan ini diharapkan dapat memutus mata rantai distribusi narkotika skala besar dan memberikan efek jera bagi pelaku kriminal lainnya.

Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan pengembangan lebih lanjut untuk mengungkap jaringan yang lebih luas dan menangkap aktor intelektual di balik sindikat ini. Barang bukti satu ton sabu-sabu telah diamankan dan akan dilakukan proses hukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Keberhasilan penggerebekan ini menjadi angin segar dalam upaya pemberantasan narkoba di Indonesia, menunjukkan komitmen aparat dalam memberantas kriminal yang merusak bangsa.Sumber dan konten terkait Lebih lanjut, Kapolres juga mengimbau kepada masyarakat untuk terus berperan aktif dalam memberikan informasi terkait aktivitas mencurigakan yang mengarah pada peredaran narkoba. Sinergi antara aparat penegak hukum dan masyarakat menjadi kunci utama dalam memberantas kejahatan kriminal ini hingga ke akarnya. Pengungkapan kasus narkoba dengan barang bukti sebesar ini menjadi bukti nyata bahwa Jakarta tidak menjadi tempat yang aman bagi para pengedar.

Kota Jogja Kembali Didera Masalah Besar Soal Sampah, Tumpukan Menggunung di Beberapa Titik

Kota Yogyakarta, yang dikenal dengan keindahan budaya dan pariwisatanya, kembali menghadapi masalah besar terkait pengelolaan sampah. Dalam beberapa hari terakhir, tumpukan sampah terlihat menggunung di sejumlah titik, terutama di kawasan permukiman padat dan pasar tradisional. Situasi ini menimbulkan keluhan dari warga dan mengancam kebersihan serta kesehatan lingkungan. Masalah besar soal sampah ini seolah menjadi siklus yang terus berulang di Kota Gudeg.

Menurut pantauan pada Sabtu, 10 Mei 2025, penumpukan sampah yang signifikan terlihat di beberapa lokasi seperti Pasar Beringharjo, kawasan Malioboro sisi utara, dan beberapa ruas jalan di permukiman padat seperti di wilayah Kotagede. Bau tidak sedap mulai tercium dan dikhawatirkan dapat menimbulkan berbagai penyakit. Warga setempat mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap penanganan masalah besar sampah yang dinilai kurang efektif. “Setiap beberapa waktu pasti begini lagi. Sampah numpuk, baunya tidak enak, terus nanti baru diangkut,” keluh Ibu Siti (48 tahun), seorang pedagang di Pasar Beringharjo.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Bapak Sugeng Martono, mengakui adanya kendala dalam pengelolaan sampah saat ini. Beliau menjelaskan bahwa salah satu faktor utama penyebab masalah besar sampah ini adalah keterbatasan lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Piyungan yang semakin penuh. “Kami terus berupaya mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah besar sampah ini. Beberapa langkah seperti optimalisasi bank sampah dan sosialisasi pemilahan sampah di tingkat rumah tangga terus kami gencarkan,” ujar Bapak Sugeng saat memberikan keterangan pers di kantor DLH pada Jumat sore.

Selain keterbatasan TPA, faktor lain yang turut berkontribusi terhadap masalah besar sampah di Jogja adalah volume sampah yang terus meningkat seiring dengan aktivitas masyarakat dan wisatawan. Pemerintah Kota Yogyakarta berencana untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengelolaan sampah yang ada dan mencari alternatif solusi yang lebih berkelanjutan, termasuk kemungkinan kerjasama dengan daerah lain terkait pengelolaan sampah regional. Warga berharap pemerintah dapat segera menemukan solusi konkret agar Jogja kembali bersih dan nyaman.

Pantau Harga Bahan Pokok di Jogja: Jaga Stabilitas Jelang Hari Besar

Pemerintah daerah Yogyakarta (Jogja) terus melakukan pemantauan intensif terhadap harga bahan pokok guna menjaga stabilitas harga, terutama menjelang bulan-bulan tertentu seperti Ramadan, Idul Fitri, Natal, Tahun Baru, atau hari besar lainnya. Langkah proaktif ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan bahan pokok bagi masyarakat Jogja, serta mencegah terjadinya lonjakan harga yang dapat memberatkan ekonomi keluarga. Pemantauan harga dilakukan secara berkala di berbagai pasar tradisional, pasar modern, dan distributor utama di seluruh wilayah Jogja.

Menjelang hari-hari besar, permintaan akan bahan pokok seperti beras, minyak goreng, gula pasir, telur, daging, dan sayuran biasanya mengalami peningkatan signifikan. Kondisi ini seringkali dimanfaatkan oleh oknum spekulan untuk menaikkan harga secara tidak wajar, yang dapat meresahkan masyarakat. Oleh karena itu, pemantauan harga yang ketat menjadi langkah penting untuk mengidentifikasi potensi kenaikan harga dini dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.

Tim pemantau harga bahan pokok yang terdiri dari perwakilan pemerintah daerah, dinas terkait, dan satgas pangan secara rutin turun ke lapangan untuk mengumpulkan data harga dari berbagai sumber. Data ini kemudian dianalisis untuk melihat tren harga, mengidentifikasi adanya disparitas harga yang signifikan antar wilayah, serta mendeteksi potensi praktik penimbunan atau spekulasi. Hasil pemantauan ini menjadi dasar bagi pemerintah daerah untuk mengambil kebijakan yang tepat dalam menjaga stabilitas harga.

Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah daerah Jogja dalam menjaga stabilitas harga bahan pokok antara lain adalah melakukan koordinasi dengan distributor dan pedagang untuk memastikan ketersediaan stok yang mencukupi, menggelar operasi pasar jika terjadi lonjakan harga yang signifikan, serta memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai hak-hak konsumen dan pentingnya membeli bahan pokok sesuai kebutuhan. Selain itu, penindakan tegas juga akan dilakukan terhadap oknum-oknum yang terbukti melakukan penimbunan atau praktik spekulasi yang merugikan masyarakat.

Keterbukaan informasi mengenai harga bahan pokok juga menjadi bagian penting dari upaya menjaga stabilitas harga. Pemerintah daerah secara berkala mengumumkan informasi harga terkini melalui berbagai saluran komunikasi agar masyarakat dapat memantau dan membandingkan harga di berbagai tempat. Dengan informasi yang transparan, diharapkan masyarakat dapat berbelanja dengan lebih cerdas dan terhindar dari praktik harga yang tidak wajar.

Kasus Mayat Terbungkus Selimut Terungkap: Dua Pelaku Pembunuh Ditangkap Polisi di Jogja

Misteri penemuan mayat pria yang dibungkus selimut di kawasan Sleman, Yogyakarta, akhirnya terungkap. Tim Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Yogyakarta berhasil menangkap dua orang yang diduga kuat sebagai tersangka utama pembunuh korban. Penangkapan kedua pelaku pembunuh ini dilakukan dalam waktu kurang dari 24 jam setelah penemuan mayat pada Kamis pagi, 8 Mei 2025. Keberhasilan ini menunjukkan kesigapan aparat kepolisian dalam mengungkap kasus tindak pidana berat.

Penemuan mayat pria tanpa identitas yang terbungkus selimut menggemparkan warga di sekitar Jalan Kaliurang KM 12, Sleman. Setelah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan pemeriksaan forensik awal, pihak kepolisian menduga kuat bahwa pria tersebut merupakan korban pembunuhan. Tim Satreskrim Polresta Yogyakarta segera bergerak cepat melakukan penyelidikan intensif untuk mengidentifikasi korban dan menangkap pelaku pembunuh.

Berdasarkan serangkaian penyelidikan, termasuk pemeriksaan saksi-saksi dan analisis bukti-bukti di lapangan, petugas berhasil mengidentifikasi korban sebagai seorang pria berinisial DP (30 tahun), warga luar Yogyakarta yang sedang berada di Jogja. Petunjuk lebih lanjut mengarah pada dua orang pelaku pembunuh yang diketahui berinisial RF (25 tahun) dan AG (28 tahun). Keduanya berhasil diamankan di lokasi persembunyian yang berbeda di wilayah Yogyakarta pada Jumat dini hari, 9 Mei 2025.

Kepala Polresta Yogyakarta, Kombes Pol. Saiful Anwar, S.I.K., M.H., dalam konferensi pers yang digelar pada Jumat siang, membenarkan penangkapan dua orang pembunuh terkait kasus penemuan mayat terbungkus selimut. Beliau menjelaskan bahwa motif pembunuhan diduga kuat karena masalah pribadi antara korban dan para pelaku. Pihaknya juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti yang digunakan dalam aksi pelaku pembunuh tersebut.

“Kami berhasil mengungkap kasus ini dalam waktu singkat berkat kerja keras tim Reskrim. Kedua pelaku pembunuh telah kami amankan dan akan kami proses sesuai dengan hukum yang berlaku. Kami juga mengapresiasi peran serta masyarakat yang telah memberikan informasi sehingga kasus ini dapat segera terungkap,” ujar Kombes Pol. Saiful Anwar. Pihak kepolisian masih terus melakukan pendalaman untuk mengetahui secara pasti kronologi dan motif lengkap dari aksi pelaku pembunuh ini.

JFFE 2025 Diyakini Memperkuat Yogyakarta sebagai Kota Festival Dunia

Yogyakarta, dengan kekayaan budaya, seni, dan tradisinya yang memikat, semakin memantapkan posisinya di peta pariwisata dunia. Gelaran Jogja Flores Festival Expo (JFFE) 2025 diyakini akan menjadi katalisator kuat dalam memperkokoh status Yogyakarta sebagai Kota Festival Dunia. Acara ini diharapkan tidak hanya menarik wisatawan dalam jumlah besar, tetapi juga memperkuat ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif di wilayah tersebut.

JFFE 2025, yang akan menampilkan beragam potensi pariwisata dan produk unggulan dari Yogyakarta dan Flores, Nusa Tenggara Timur, diprediksi akan menjadi magnet bagi para pelaku industri pariwisata, agen perjalanan, wisatawan domestik, dan mancanegara. Kombinasi daya tarik budaya Jawa dan eksotisme alam Flores dalam satu acara diharapkan akan menciptakan sinergi yang kuat dan menarik perhatian khalayak yang lebih luas.

Keyakinan akan peran JFFE 2025 dalam memperkuat citra Yogyakarta sebagai Kota Festival Dunia didasarkan pada beberapa faktor. Pertama, Yogyakarta telah memiliki reputasi yang kuat dalam menyelenggarakan berbagai festival seni dan budaya berskala nasional maupun internasional. Kehadiran JFFE 2025 akan menambah daftar panjang acara berkualitas yang rutin digelar di kota ini.

Kedua, fokus JFFE 2025 pada kolaborasi antar daerah, dalam hal ini Yogyakarta dan Flores, akan memperkaya konten acara dan menarik minat wisatawan dengan latar belakang yang berbeda. Pertukaran budaya dan promosi potensi wisata lintas daerah ini diharapkan dapat menciptakan daya tarik yang unik dan memperkuat jaringan pariwisata nasional.

Selain itu, JFFE 2025 juga diproyeksikan akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi Yogyakarta. Peningkatan jumlah wisatawan akan mendorong pertumbuhan sektor perhotelan, kuliner, transportasi, dan kerajinan lokal. Para pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) juga akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mempromosikan produk dan layanan mereka kepada khalayak yang lebih luas.

Pemerintah Daerah Yogyakarta dan berbagai pihak terkait menunjukkan komitmen yang tinggi untuk menyukseskan JFFE 2025. Persiapan yang matang, promosi yang gencar, serta dukungan infrastruktur yang memadai menjadi kunci untuk memastikan acara ini berjalan lancar dan mencapai tujuannya. Keterlibatan komunitas seni dan budaya lokal juga akan semakin memperkaya konten acara dan memberikan sentuhan autentik Yogyakarta.

Adipura Kencana Kembali ke Jogja, Apresiasi Kota Bersih

Kabar gembira bagi Kota Yogyakarta! Setelah penantian, penghargaan tertinggi di bidang pengelolaan lingkungan hidup, Adipura Kencana, kembali diraih oleh kota gudeg ini. Keberhasilan ini merupakan apresiasi atas komitmen dan kerja keras seluruh elemen masyarakat dan pemerintah kota dalam menjaga kebersihan, keindahan, dan kelestarian lingkungan.

Adipura Kencana bukanlah penghargaan yang mudah diraih. Proses penilaian yang ketat meliputi berbagai aspek, mulai dari pengelolaan sampah, ruang terbuka hijau, kualitas air dan udara, hingga partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan. Kembalinya piala bergengsi ini ke Yogyakarta menjadi bukti nyata bahwa upaya berkelanjutan dalam pengelolaan lingkungan telah membuahkan hasil yang membanggakan.

Keberhasilan Yogyakarta meraih Adipura Kencana kali ini semakin istimewa karena kota ini dikenal tidak hanya sebagai pusat budaya dan pendidikan, tetapi juga sebagai kota yang peduli terhadap lingkungan. Sinergi antara nilai-nilai budaya luhur dan kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup menjadi modal utama dalam menciptakan kota yang bersih, nyaman, dan berkelanjutan.

Pemerintah Kota Yogyakarta telah melakukan berbagai inovasi dan program untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Pengelolaan sampah terpadu, pengembangan ruang terbuka hijau seperti taman kota dan jalur pedestrian yang nyaman, serta edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan menjadi beberapa langkah strategis yang telah diimplementasikan.

Partisipasi aktif masyarakat juga menjadi kunci utama keberhasilan ini. Kesadaran warga Yogyakarta untuk memilah sampah, menjaga kebersihan lingkungan sekitar, serta mendukung program-program pemerintah di bidang lingkungan patut diacungi jempol. Gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Yogyakarta.

Kembalinya Adipura Kencana ke Yogyakarta diharapkan dapat semakin memotivasi seluruh elemen masyarakat untuk terus meningkatkan upaya pelestarian lingkungan. Penghargaan ini bukan hanya milik pemerintah kota, tetapi juga milik seluruh warga Yogyakarta yang telah berkontribusi dalam menciptakan kota yang bersih, sehat, dan nyaman untuk dihuni.

Prestasi ini juga diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan yang peduli lingkungan, sekaligus menginspirasi kota-kota lain di Indonesia untuk mencontoh keberhasilan Yogyakarta dalam menjaga harmoni antara pembangunan dan pelestarian alam

Polisi Turun Tangan Periksa Tukang Tambal Ban Nakal Diduga Tebar Paku di Jalanan Jogja

Aparat kepolisian dari Polresta Yogyakarta bergerak cepat menindaklanjuti laporan masyarakat terkait dugaan praktik tebar paku yang meresahkan para pengguna jalan di beberapa ruas utama Kota Yogyakarta. Seorang tukang tambal ban yang beroperasi di kawasan Jalan Magelang KM 5, Sleman, menjadi fokus penyelidikan setelah diduga kuat melakukan aksi menebar paku untuk mendapatkan keuntungan dari pengendara yang mengalami ban bocor. Polisi telah memanggil dan memeriksa tukang tambal ban tersebut pada Rabu siang, 7 Mei 2025, guna mengumpulkan keterangan lebih lanjut terkait dugaan praktik tebar paku ini.

Laporan mengenai praktik menebar paku ini marak beredar di media sosial dalam beberapa hari terakhir. Sejumlah pengendara motor dan mobil mengeluhkan seringnya mengalami ban bocor di beberapa titik jalan yang sama, dan tak jauh dari lokasi tersebut terdapat tukang tambal ban. Kecurigaan semakin menguat ketika beberapa pengendara menemukan paku-paku yang sengaja disebar di badan jalan. Menindaklanjuti keresahan masyarakat ini, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Yogyakarta melakukan penyelidikan intensif dan mengamankan seorang tukang tambal ban berinisial JN (42 tahun) untuk dimintai keterangan.

Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta, Kompol Hadi Wijaya, saat dikonfirmasi di Mapolresta Yogyakarta pada Kamis pagi, 8 Mei 2025, membenarkan adanya pemeriksaan terhadap tukang tambal ban terkait dugaan tebar paku. “Kami telah menerima laporan dari masyarakat dan saat ini sedang melakukan pemeriksaan terhadap seorang tukang tambal ban yang diduga melakukan praktik menebar paku di beberapa ruas jalan. Kami juga telah mengumpulkan sejumlah barang bukti berupa paku-paku yang ditemukan di lokasi yang dilaporkan,” jelas Kompol Hadi Wijaya. Pihaknya juga akan memanggil sejumlah saksi, termasuk para korban yang mengalami ban bocor, untuk dimintai keterangan.

Lebih lanjut, Kompol Hadi Wijaya mengimbau kepada masyarakat yang merasa menjadi korban praktik menebar paku untuk segera melapor ke pihak kepolisian. Laporan dari korban akan sangat membantu dalam proses penyelidikan dan pengungkapan kasus ini. Pihaknya juga menegaskan bahwa polisi akan menindak tegas pelaku jika terbukti melakukan praktik tebar paku yang sangat merugikan dan membahayakan keselamatan pengguna jalan. “Jika terbukti bersalah, pelaku akan dijerat dengan pasal terkait perbuatan tidak menyenangkan dan membahayakan keselamatan orang lain,” tegas Kompol Hadi Wijaya. Polisi juga akan meningkatkan patroli di wilayah-wilayah yang rawan praktik tebar paku untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.